Digitalisasi Supply Chain di Industri Konstruksi dan Bahan Bangunan

digitalisasi-supply-chain-di-konstruksi

Digitalisasi Supply Chain di Industri Konstruksi dan Bahan Bangunan

Table of Contents

Industri konstruksi memberikan kontribusi kurang lebih 10% dari PDB nasional. Namun, menurut Industry Digitization Index, industri tersebut menempati peringkat kedua terendah dalam hal digitalisasi.

Industri konstruksi dan bahan bangunan banyak mengerjakan proyek berskala besar. Relasi antara supplier dan kontraktor, ketepatan waktu pengerjaan, dan monitoring penggunaan anggaran adalah beberapa poin penting yang perlu diperhatikan industri ini.

Dengan besarnya biaya yang terkait, semakin banyak klien yang terdorong oleh pasar digital untuk menuntut digitalisasi supply chain di bidang industri konstruksi dan bahan bangunan.

Pain Points Industri Konstruksi dan Bahan Bangunan 

Waktu lembur dan anggaran yang berlebih adalah hasil dari proses rantai pasokan yang tidak efisien. Berikut adalah beberapa masalah yang sering dihadapi industri konstruksi dan bahan bangunan: 

    • Kurangnya transparansi data
    • Perpindahan informasi yang lambat dari berbagai lapisan rantai pasokan
    • Biaya operasional yang tidak dioptimasi 

4 Poin Penting Mengapa Industri Konstruksi dan Bahan Bangunan Harus Memulai Digitalisasi Supply Chain

1. Transparansi distribusi produk dengan track and trace

Pain points:

Dengan sistem manual, perusahaan sulit mengetahui di mana produk berada, di gudang yang mana atau di lokasi proyek mana, karena tidak ada integrasi sistem dengan pihak gudang distributor dan retailer. Data ini penting untuk diketahui untuk mendapatkan level inventory yang akurat untuk mengantisipasi permintaan pasar, optimasi inventory costs, dan mengetahui time to market.

Solusi:

Penerapan teknologi Quick Response (QR) Codes pada kemasan setiap produk sebagai identitas digital yang unik. Setelah itu QR codes di-scan, sistem akan memulai pelacakan perpindahan produk (track and trace) mulai dari dalam gudang Principal, truk, gudang distributor, kurir salesman hingga ke toko. QR code dapat langsung ditempatkan pada kemasan produk atau box/pallet.

Manfaat: 

Identitas unik di setiap produk membantu Principal dalam mencegah pemalsuan barang dan cross-border transaction. Lalu selain monitoring produk dalam real-time, teknologi track and trace juga meng-optimasi perencanaan produksi karena pencatatan stok barang di gudang, sell-in, dan sell-out dilakukan secara otomatis dan real-time.

Baca lebih lanjut : Sistem Manajemen Gudang Revolusioner: Cara Baru Mengidentifikasi Produk 

2. Memperlancar information flow dengan aplikasi project management

Pain points:

Salesman lapangan untuk produsen bahan bangunan perlu menangani banyak customer dari berbagai proyek pembangunan. Setiap proyek memiliki kebutuhan, spesifikasi, dan waktu tenggat yang berbeda. Jejak dokumen ini rumit dan karena dilakukan secara manual, seringkali prosesnya menjadi tidak efisien dan rentan terhadap kesalahan manusia.

Solusi:

Semua informasi proyek (terutama lokasi, riwayat transaksi, PIC/kontraktor) disimpan di cloud sehingga semua orang dengan akses yang tepat dapat melihatnya kapan saja dan di mana saja.

Manfaat: 

Principal dapat melihat proyek mana yang masih aktif atau tidak sehingga tim sales dapat menentukan produk mana yang dapat ditawarkan. Selain itu, manfaat lain adalah edukasi produk untuk pekerja konstruksi.

Penyerapan produk bahan bangunan di pasar, utamanya produk baru, cukup bergantung pada advokasi kontraktor/pekerja konstruksi kepada pemilik proyek/bangunan. Di sisi lain, metode pemasangan yang salah juga dapat mempengaruhi kualitas akhir produk di sisi end customer. Inilah sebabnya perusahaan principal perlu memperkenalkan produk baru kepada pekerja konstruksi dengan melakukan pelatihan produk. Terhubung dengan aplikasi seluler, sekarang salesman atau trainer dapat memasukkan laporan aktivitas mereka dan perusahaan dapat segera memeriksa laporan kegiatan.

Baca lebih lanjut: SaaS Manajemen Proyek untuk Perusahaan Konstruksi

project-management

3. Menghemat budget dengan mengoptimasi biaya operasional 

Pain points:

Biaya operasional yang tinggi sering disebabkan oleh penggunaan sumber daya yang kurang maksimal dan rute pengantaran barang yang kurang optimal. Contohnya, tipe kendaraan berat seperti forklift, truk, dsb, adalah penyumbang terbesar dari biaya operasional yang tinggi. Namun, banyak perusahaan seringkali kurang mengetahui seberapa besar durasi penggunaan kendaraan tersebut di lapangan. Sudahkah maksimal? apa ternyata banyak yang menganggur di gudang? 

Solusi:

Setiap kendaraan diimplementasi dengan tracker GPS yang terintegrasi dengan software akan mengumpulkan status, lokasi dari waktu ke waktu, dan durasi penggunaan.

Sistem perencanaan rute dapat secara otomatis menghasilkan rute yang paling direkomendasikan, sesuai dengan parameter yang dipilih seperti jam kunjungan dinamis, total jam kerja dan spesifikasi pengemudi, prioritas pelanggan. 

Jika kendaraan membawa produk, sistem juga dapat memfasilitasi parameter seperti jenis produk yang diangkut, jenis, kapasitas dan spesifikasi kendaraan, pemenuhan pesanan di delivery window yang tepat (tanggal dan jam pengiriman). Semua informasi terintegrasi secara real-time memungkinkan perubahan jadwal yang last-minute.     

Baca lebih lanjut: 

Manfaat: 

Setiap laporan penggunaan kendaraan akan membantu manajemen dalam alokasi dan utilisasi. Produktivitas yang maksimal dapat mengurangi biaya operasional, sistem Vehicle Management Advotics telah terbukti dapat mengurangi biaya operasional vehicle hingga 14%. 

4. Strategi ekspansi market

Pain points:

Sebelum menembus pasar baru, perusahaan harus melakukan analisis pasar untuk memvalidasi permintaan konsumen di area tersebut. Namun, sebagian besar brand gagal melakukan analisis pasar karena mereka tidak menggunakan teknologi yang tepat untuk melakukannya secara efektif. Tanpa data dan angka yang akurat, perusahaan hanya dapat melihat apa yang kompetitor lakukan di pasar, bukan produk apa saja yang terjual dan produk apa saja yang sebenarnya dibeli konsumen.

Solusi:

Melalui platform digitalises supply chain seperti Product Insights Analysis, perusahaan dapat memvisualisasikan data dari masing-masing SKU dan analisis lebih mendalam untuk setiap performa produk dengan grafik yang objektif dan akurat karena sistem melacak dan mensinkronisasi semua data dari berbagai sumber data secara real-time.

Manfaat: 

Menganalisis produk terlaris dan harga produk pesaing dapat membantu perusahaan menemukan celah pasar (market gap) kebutuhan pelanggan yang belum ditangani pesaing di area baru.  

Baca lebih lanjut: Apa itu Analisis Product Insights? Pentingnya untuk Principal dan Distributor?

Advotics-product-insight-dashboard
Share :