Pain Points Pengiriman Barang
1. Rute tidak optimal
Bagian logistik harus mengirimkan 1000 pesanan dengan 30 kendaraan ke 800 lokasi berbeda per harinya. Bagaimana mereka harus mengatur rute pengantaran agar jarak yang ditempuh seoptimal mungkin? Lalu bagaimana membaginya dan menugaskannya ke setiap supir kendaraan?
Rute yang dihasilkan dari proses perencanaan manual biasanya kurang optimal, atau sudah optimal tetapi membutuhkan waktu yang lama dan sumber daya yang banyak.
2. Kapasitas Kendaraan
Selain penugasan supir, perusahaan juga harus mengingat kapasitas setiap kendaraan yang dimiliki (atau disewa). Kapasitas ini sangat beragam bergantung spesifikasinya, baik secara volume maupun berat barang maksimum yang dapat diangkut. Jika penggunaan kapasitas dari kendaraan yang turun ke lapangan rendah, hal ini akan meningkatkan biaya transportasi, mulai dari bensin, supir dan harga sewa kendaraan.
Bahkan dengan supervisor perencanaan rute yang paling berpengalaman, proses ini tidak dapat dipecahkan secara manual karena banyak sekali faktor yang harus diperhatikan. Untuk memaksimalkan rute dengan kapasitas kendaraan, diperlukan usaha yang besar dalam komputerisasi proses perencanaan.
3. Kendala Operasional (Operational Constraints)
Perencanaan rute tidak hanya tentang membuat rute tercepat dan terpendek, pada implementasi aslinya di lapangan, masih banyak faktor lain yang berkontribusi jika perusahaan agar mendapatkan perencanaan rute yang paling optimal. Contohnya seperti jam kerja dan hari kerja pengemudi, status ketersediaan kendaraan, peraturan jalan (terutama untuk barang muat), hingga tipe penanganan setiap produk (misalnya harus disimpan di mesin pendingin atau tenggat waktu kadaluarsa yang cepat).
4. Keterbatasan Jam Operasional
Dengan adanya jam buka gudang atau jam operasional customer, perusahaan diharapkan memenuhi pesanan pengiriman di hari dan jam yang telah ditentukan dengan waktu yang paling minimal untuk menjaga kepuasan konsumen. Selain itu, dengan mempertimbangkan batasan jam operasional, diharapkan waktu tunggu supir untuk menunggu loading/unloading barang dapat diminimalisir.
5. Pemesanan Mendadak
Pengiriman barang adalah salah satu bisnis yang harus selalu memfasilitasi perubahan. Customer prioritas kadang memesan, membatalkan atau menjadwal ulang pengiriman pesanan secara mendadak sehingga mengganggu jadwal pengiriman yang telah direncanakan jauh-jauh hari. Namun, bila permintaan ini tidak diadaptasi secara cepat dapat menyebabkan hilangnya waktu dan profit.
6. Sistem yang Bisa Mempelajari Variabel Nyata di Lapangan
Proses pengiriman barang menyangkut banyak dokumen. Jika bukti pengiriman ini hanya dikumpulkan tanpa analisa lebih lanjut, perusahaan tidak akan dapat mengetahui rute dan metode pengiriman apa saja yang paling optimal untuk jaringan distribusi, lokasi gudang dan operator mana saja yang paling sesuai dengan basis customer, dan data kebutuhan pengiriman lainnya.
7. Meningkatnya Permintaan Customer untuk Fitur Tracking Pengiriman Barang
Dalam bisnis yang kompetitif, perbedaan antara perusahaan seringkali tipis. Itulah sebabnya banyak perusahaan mulai menawarkan lebih banyak untuk meningkatkan customer experience mereka, contohnya seperti fitur tracking pengiriman barang untuk customer.