5 Jurus Jitu Manajemen Stok untuk Bisnismu!

cara ampuh menajemen stok

5 Jurus Jitu Manajemen Stok untuk Bisnismu!

Table of Contents

Bagi para pelaku bisnis, istilah stok atau persediaan, pastinya sudah tidak asing lagi. Khususnya ritel, grosir, dan manufaktur, yang biasanya menyimpan persediaan dalam jumlah besar. Persediaan tersebut tentunya harus dikelola dengan baik.

Mengapa persediaan harus dikelola dengan baik?

  • Mengoptimalkan penggunaan ruang penyimpanan
  • Melacak jumlah barang masuk dan keluar
  • Mencegah terjadinya kelebihan dan kekurangan stok
  • Merampingkan proses pengiriman dan penerimaan barang
  • Meminimalisir human error (misalnya: salah kirim produk)

Namun, tahukah Anda, manajemen stok menjadi salah satu tantangan terbesar retailer dalam menjalankan bisnis? Berikut tips yang dapat membantu Anda mengelola persediaan secara optimal.

1. Klasifikasi peletakan stok barang

Letakkan persediaan berdasarkan klasifikasi, selain agar barang tidak bercampur satu sama lain, juga membuat Anda lebih mudah dan cepat mencari barang jika sewaktu-waktu dibutuhkan.

Anda dapat mengklasifikasikan peletakan barang misalnya berdasarkan:

    • Harga
    • Masa kadaluarsa
    • SKU barang
    • Status/kondisi barang
    • Stok baru dan lama
    • Produk laku dan kurang laku

Anda juga dapat memberi tanda pada barang, misalnya dengan memberi warna yang berbeda-beda untuk barang yang mudah rusak, pecah belah, mudah terkontaminasi, dan sebagainya. Semakin spesifik, semakin mudah barang ditemukan.

Baca juga: Sistem Manajemen Gudang dan Cara Baru Mengidentifikasi Produk

2. Selalu pantau inventory level

Persediaan yang berlebihan dan menumpuk di gudang dapat kadaluarsa sebelum dikirim, namun kekurangan atau bahkan kehabisan stok juga harus dihindari. Mengapa? Karena bisa membuat pelanggan kecewa dan pastinya menghambat pemasukan perusahaan, apalagi dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk selalu menjaga inventory level pada angka optimal.

Inventory level merupakan tingkat minimum stok masing-masing barang yang dijadikan patokan untuk pengisian ulang/replenishment. Pantau selalu inventory level Anda agar terhindar dari masalah di atas.

Baca lebih lanjut: Warehouse Business Intelligence untuk Logistik Principal

3. Gunakan sistem Inventory Management

Manajemen inventory yang baik dapat menyimpan perpindahan barang yang akurat, mendapatkan informasi secara real-time untuk level stok di seluruh gudang, dan mencegah kekurangan stok. Namun, mengelola semua itu dalam satu waktu bukan hal yang mudah.

Software inventory manajemen advotics

Anda dapat menggunakan inventory system pada Distribution Management System Advotics. Dengan menggunakan inventory system, Anda dapat mengoptimalkan pengelolaan persediaan dengan lebih efektif dan efisien.

Baca lebih lanjut: Software Inventory Management untuk Distributor

4. Implementasikan metode FIFO & FEFO

Kedua metode pencatatan persediaan ini pastinya sudah tidak asing di telinga para pengelola inventory.

Metode FIFO (First In First Out) merupakan metode yang paling banyak digunakan oleh pelaku bisnis. Metode ini memprioritaskan barang yang masuk pertama kali untuk dijual terlebih dahulu, sehingga catatan barang yang ada di laporan akan sama dengan jumlah barang fisik yang ada di gudang. Metode ini biasanya digunakan oleh industri Food & Beverage seperti toko makanan dan toko kue karena masa ketahanan produk yang pendek dan cepat basi sehingga harus segera dijual.

Metode FEFO (First Expired First Out) memprioritaskan barang yang cepat kadaluarsa untuk dijual terlebih dahulu, dibandingkan barang lainnya. Berbeda dengan metode FIFO, Anda tidak perlu memikirkan barang mana yang pertama kali masuk, cukup lihat tanggal kadaluarsa produk, yang paling dekat adalah yang harus segera dijual. Metode ini biasanya digunakan oleh toko makanan minuman (biasanya dalam kemasan) dan toko obat.

5. Lakukan Stock Opname secara teratur

Stock opname atau penghitungan fisik dilakukan untuk mengetahui apakah jumlah stok fisik sesuai dengan catatan juga mengetahui berapa banyak barang yang rusak ataupun hilang. Hal ini penting dilakukan sebagai pengendalian internal.

Perusahaan besar dengan banyak inventory, dapat melakukan stock opname beberapa kali setahun. Misalnya sebulan sekali, atau 3 sampai 4 bulan sekali. Untuk perusahaan dengan inventory sedikit, bisa dilakukan setahun sekali di penghujung tahun.

Share :